Senin, 15 Juli 2013

Long March Brigade Guntur


Pada tanggal 9 Nopember 1948 Panglima Besar Soedirman mengeluarkan Instruksi No. 1 yang dikenal dengan “PERINTAH SIASAT NO. 1” yang memerintahkan pasukan Siliwangi untuk bergerak dari kedudukannya guna melakukan gerakan Militer kembali ke Jawa Barat.

Belum lagi pasukan Siliwangi melepaskan lelahnya setelah melaksanakan operasi penumpasan terhadap PKI Muso, tiba-tiba saja pihak Belanda melancarkan agresi Militer ke II terhadap Ibu Kota RI Yogyakarta.

Pihak Belanda mengatakan kepada Komisi Jasa PBB, bahwa pihaknya mulai tanggal 19 Desember 1948 pukul 00.00 waktu Jakarta, tidak lagi merasa terikat oleh perjanjian Renville yang sebenarnya telah begitu menguntungkan pihaknya.

Pada tanggal 19 Desember 1948 sekitar pukul 05.30 lapangan terbang Maguwo dibom oleh pesawat-pesawat pembom MITCHEL B-25 yang diikuti penerjunan satu Batalyon Pasukan Baret Hijau Belanda yang ditugaskan untuk merebut lapangan tersebut.
Belanda mengerahkan sejumlah kurang lebih 135.600 orang Tentara dengan perlengkapan modern bantuan dari “Marshal Plan” Amerika-Serikat.

Tujuan agresi Belanda ke-II itu adalah untuk menghancurkan segala potensi Republik atau melumpuhkannya. Untuk menghadapi taktik licik Belanda tersebut Panglima Besar Soedirman mengeluarkan instruksi.

Instruksi Panglima Besar No. 1 yang memerintahkan pasukan Siliwangi segera bergerak dari kedudukannya masing-masing menuju ke daerah masing-masing yang telah ditetapkan di Jawa Barat.

Adanya perintah untuk bergerak kembali ke kampung halamannya yang sudah sekian lama ditinggalkan dan dirindukan maka keadaan tersebut disambut dengan penuh kegembiraan diselingi rasa keharuan yang sangat mendalam sekali. Dengan demikian pada akhir tahun 1948 mulai bergeraklah si Anak Rantau Siliwangi ke tempat asalnya di Jawa-Barat.

Pada tanggal 19 Desember 1948 bergeraklah si Anak Rantau Siliwangi kembali ke Jawa Barat, peristiwa ini kemudian dikenal dengan sebutan “Long March Siliwangi”, suatu perjalanan yang penuh dengan duka derita, tetapi penuh nuansa heroik-patriotik.

Dalam perjalanan kembali ke Jawa Barat, pasukan Siliwangi tidak memiliki bekal makanan sedikitpun, jadi untuk makan sekian banyaknya orang, hanya mengandalkan pemberian penduduk yang dengan secara ikhlas mau membantu memberikan makanan apa adanya seperti nasi tambah sambel goang, ubi/ singkong atau oyek.

Rencana Long March Siliwangi telah disusun rapih dan sudah disalurkan berupa perintah hingga tingkat Batalyon sebagai berikut :
  1. Brigade Sadikin menuju Jawa Barat sebelah utara.
  2. Brigade Syamsu menuju daerah Tasikmalaya, Garut dan Ciamis.
  3. Brigade Kusno Utomo menuju daerah Bandung, Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
  4. Batalyon Ahmad Wiranatakusumah bertugas sebagai pengawal Staf Divisi Siliwangi dan berangkat paling akhir.

ROUTE

Pada umumnya gerakan kembali ke Jawa Barat, dimulai dari garis Demarkasi dan melalui 3 jalur menyusuri pantai Utara, pantai selatan dan jalur tengah.
  1. Jalur pantai Utara : Mulai dari Wonosobo, Banjarnegara, Gunung Slamet, daerah Slawi, Salam, Subang Kuningan, Gunung Ciremai, Majalengka, Sumedang, Subang, Purwakarta, Karawang dan Bekasi.
  2. Jalur Tengah : Mulai dari Wonosobo, Banjarnegara, daerah Purwokerto, Bumi Ayu, Rancah, Kawali, Sindangbarang, Pagerageng, Gunung Galunggung, Kab. Garut, Kab. Bandung, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi dan Bogor.
  3. Jalur pantai Selatan : Mulai dari daerah Yogya, Wates, Purworejo, Kebumen, Gombong, Kab. Cilacap daerah Kalipucang, daerah Ciamis, daerah Salopa, Kab. Tasikmalaya-Singaparna, Taraju Garut, daerah Majalaya, Cianjur, Sukabumi dan Bogor.

PERGERAKAN JALUR TENGAH DAN SELATAN

Pergerakan hijrah pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah ke Jawa Barat yang meliputi kekuatan 3 Brigade dan 14 Batalyon bersama keluarga selama 11 bulan, dapat diuraikan berikut routenya sebagai berikut :

1.    Rute Brigade XII (Letkol Kusno Utomo) berikut Batalyon-batalyon
       a.  Rute Brigade XII (Letkol Kusno Utomo) + 405 Km (Mendut s/d Parigi).
       b.  Rute Batalyon (Mayor R.A. Kosasih) + 450 Km (Magelang s/d Bogor).
            -  Diperbatasan Magelang terjadi pertempuran melawan Belanda.
            -  Pemboman oleh pesawat terbang Belanda di Salem.
            -  Penjebakan yang gagal oleh DI-TII di Bantarujeg/Lemah Putih.
            -  Pengintaian/pertempuran melawan Belanda di Cileunyi.
            -  Pengintaian/pertempuran melawan Belanda di Banjaran.
       c.  Rute Batalyon II/ Kalahitam (Mayor Kemal Idris) + 420 Km (Yogya s/d Cianjur).
            -  Pemboman oleh pesawat terbang Belanda di Bantar Kawung.
            -  Pemboman oleh pesawat terbang Belanda di sekitar Gunung Ciremai.
            -  Penjebakan yang gagal oleh DI-TII di Lemahputih
            -  Pengintaian/pertempuran melawan Belanda di Leles/Cicalengka.
            -  Pengintaian/pertempuran melawan Belanda di Ciwidey.
      d.  Rute Batalyon (Mayor Achmad Wiranatakusumah) + 465 Km.(Solo s/d Malabar).
            -  Sebagai Pasukan Pengawal Staf Divisi Siliwangi.
            -  Solo – Prambanan = Jalan kaki
            -  Prambanan – Bandung = Jalan kaki.
            -  Pertempuran melawan Belanda
            -  Tiba di Tasikmalaya menuju basis Gunung Puntang.
      e.  Rute Batalyon IV (Mayor Daeng) + 375 Km (Yogya s/d Bandung).
            -  Pertempuran melawan Belanda di Wonosobo
            -  Pertempuran melawan Belanda di Kawali.

Rute Brigade XII - Letkol Kusno Utomo


2.    Rute Long March Siliwangi Brigade XIII (Letkol Sadikin)

       Berikut Batalyon-batalyonnya :

       a. Rute Brigade XIII Siliwangi (Letkol Sadikin) + 285 Km Wonosobo s/d Surian

           Sumedang.

      b. Rute Batalyon Tajimalela (Mayor Lukas K) + 540 Km (Widodaren s/d Cikampek).

           Setelah gagal dalam Operasi Penyerangan Sungai di Jembatan Kebasen   

           Rawalo kembali mengambil rute lewat Gunung Slamet menuju Jawa Barat.

-       Pertempuran melawan Belanda di Gunung Slamet.

-       Konsolidasi Batalyon sebelum Operasi Penyebrangan.

-       Posko Batalyon di Ciseuti.

c. Rute Batalyon II/Tarumanegara (Mayor Abdurrahman) + 285 Km (Wonosobo s/d Sumedang).

-       Pertempuran Si 1 / Ki 1 dari Kr. Kobar, Ki 2 didesa Kedawung, Ki 4 di Cinusa dan  Si 1 di Cinusa.

-       Serangan udara Belanda di Kaligus Gunung Slamet.

-       Kanonade sebelum Bantarkawung.
Menyerang Pos Belanda di Lemah Putih yang berkekuatan 1 Kompi lengkap dan diperkuat beberapa brencarrier. Belanda terdesak mundur dan menderita korban mati dan luka.

-    Posko Batalyon di Finish Babakan Pari Sumedang.

d. Rute Batalyon 301 / Prabu Kiansantang. + 360 Km (Banjarnegara / Purwakarta)


Rute Brigade XIII - Letkol Sadikin

3.    Rute Long March Siliwangi Brigade XIV (Letkol Syamsu) berikut Batalyon- batalyonnya.
a. Rute Brigade XIV Siliwangi (Letkol Syamsu) +/- 315 Km (Magelang s/d Ciparay Kab. Bandung).
b. Rute Batalyon Nasuhi (Mayor Nasuhi) +/- 300 Km (Magelang s/d Malangbong  Garut).
-   Di bombardir di Wonosobo (17 anggota hilang).
 -  Pertempuran melawan Belanda di Cijolang beberapa anggota gugur/lika-luka, di Rancah (1 regu gugur), Ki A melawan Belanda di Teluk Jambe, di Sukamatri Panjalu Ciamis (Kapten Musad Idris dan Letnan Neman / pembawa Panji Siliwangi gugur).
c. Rute Batalyon 2 (Mayor Sudarman)  + 195 Km (Magelang s/d Banjar Ciamis
    Pertempuran melawan Belanda.
           d. Rute Batalyon 3 / Garuda Hitam (Mayor Rivai) + 315 Km (Magelang s/d Majalaya Kab. Bandung ).
           Pertempuran melawan Belanda.

Rute Brigade XIV - Letkol Syamsu



PERGERAKAN JALUR UTARA

    
Perlu juga diketahui, Batalyon Rukman adalah perintis Long March Divisi Siliwangi, serta satu-satunya Batalyon yang sebelum Aksi Kedua berhasil menyusup ke daerah pendudukan (Jawa Barat bagian Utara), menerobos garis demarkasi yang dijaga ketat oleh Divisi Tentara Belanda Pasukan Batalyon Rukman ini berhasil menduduki daerah yang luas di Keresidenan Cirebon, menyatu dengan Rakyat dan menjadi beach-head pada waktu terjadi peristiwa Long March.

     

Daerah kekuasaan Batalyon Rukman dijadikan tempat kedudukan Gubernur Jawa Barat yang dijabat oleh Ir. Ukar Bratakusumah, serta markas Kolonel Abimanyu (Komandan Divisi Siliwangi yang diangkat oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman).
   
Batalyon Rukman berkembang menjadi tiga Batalyon, yaitu Batalyon Mustopa berkedudukan di Kuningan, Batalyon Machmud Paksya berkedudukan di Cirebon (termasuk didalam kota) dan Batalyon Sentot, berkedudukan di Indramayu. Ketiga Batalyon inilah yang menjadi Brigade A, dengan Komandan Brigade Letnan Kolonel Rukman.







sumber :

http://pertempurandijawabarat.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar