Pada
tanggal 9 Nopember 1948 Panglima Besar Soedirman mengeluarkan Instruksi No. 1
yang dikenal dengan “PERINTAH SIASAT NO. 1” yang memerintahkan pasukan
Siliwangi untuk bergerak dari kedudukannya guna melakukan gerakan Militer
kembali ke Jawa Barat.
Belum lagi pasukan Siliwangi melepaskan lelahnya setelah
melaksanakan operasi penumpasan terhadap PKI Muso, tiba-tiba saja pihak Belanda
melancarkan agresi Militer ke II terhadap Ibu Kota RI Yogyakarta.
Pihak Belanda mengatakan kepada Komisi Jasa PBB, bahwa pihaknya
mulai tanggal 19 Desember 1948 pukul 00.00 waktu Jakarta, tidak lagi merasa
terikat oleh perjanjian Renville yang sebenarnya telah begitu menguntungkan
pihaknya.
Pada tanggal 19 Desember 1948 sekitar pukul 05.30 lapangan terbang
Maguwo dibom oleh pesawat-pesawat pembom MITCHEL B-25 yang diikuti penerjunan
satu Batalyon Pasukan Baret Hijau Belanda yang ditugaskan untuk merebut
lapangan tersebut.
Belanda mengerahkan sejumlah kurang lebih 135.600 orang Tentara
dengan perlengkapan modern bantuan dari “Marshal Plan” Amerika-Serikat.
Tujuan agresi Belanda ke-II itu adalah untuk menghancurkan segala
potensi Republik atau melumpuhkannya. Untuk menghadapi taktik licik Belanda
tersebut Panglima Besar Soedirman mengeluarkan instruksi.
Instruksi Panglima Besar No. 1 yang memerintahkan pasukan
Siliwangi segera bergerak dari kedudukannya masing-masing menuju ke daerah
masing-masing yang telah ditetapkan di Jawa Barat.
Adanya perintah untuk bergerak kembali ke kampung halamannya yang
sudah sekian lama ditinggalkan dan dirindukan maka keadaan tersebut disambut
dengan penuh kegembiraan diselingi rasa keharuan yang sangat mendalam sekali.
Dengan demikian pada akhir tahun 1948 mulai bergeraklah si Anak Rantau
Siliwangi ke tempat asalnya di Jawa-Barat.
Pada tanggal 19 Desember 1948 bergeraklah si Anak Rantau Siliwangi
kembali ke Jawa Barat, peristiwa ini kemudian dikenal dengan sebutan “Long
March Siliwangi”, suatu perjalanan yang penuh dengan duka derita, tetapi penuh
nuansa heroik-patriotik.
Dalam perjalanan kembali ke Jawa Barat, pasukan Siliwangi tidak
memiliki bekal makanan sedikitpun, jadi untuk makan sekian banyaknya orang,
hanya mengandalkan pemberian penduduk yang dengan secara ikhlas mau membantu
memberikan makanan apa adanya seperti nasi tambah sambel goang, ubi/ singkong
atau oyek.
Rencana Long March Siliwangi telah disusun rapih dan sudah
disalurkan berupa perintah hingga tingkat Batalyon sebagai berikut :
- Brigade
Sadikin menuju Jawa Barat sebelah utara.
- Brigade
Syamsu menuju daerah Tasikmalaya, Garut dan Ciamis.
- Brigade
Kusno Utomo menuju daerah Bandung, Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
- Batalyon
Ahmad Wiranatakusumah bertugas sebagai pengawal Staf Divisi Siliwangi dan
berangkat paling akhir.
ROUTE
Pada umumnya gerakan kembali ke Jawa Barat, dimulai dari garis
Demarkasi dan melalui 3 jalur menyusuri pantai Utara, pantai selatan dan jalur
tengah.
- Jalur
pantai Utara : Mulai dari Wonosobo, Banjarnegara, Gunung Slamet,
daerah Slawi, Salam, Subang Kuningan, Gunung Ciremai, Majalengka,
Sumedang, Subang, Purwakarta, Karawang dan Bekasi.
- Jalur
Tengah : Mulai dari Wonosobo, Banjarnegara, daerah Purwokerto, Bumi
Ayu, Rancah, Kawali, Sindangbarang, Pagerageng, Gunung Galunggung, Kab.
Garut, Kab. Bandung, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi dan Bogor.
- Jalur
pantai Selatan : Mulai dari daerah Yogya, Wates, Purworejo, Kebumen,
Gombong, Kab. Cilacap daerah Kalipucang, daerah Ciamis, daerah Salopa,
Kab. Tasikmalaya-Singaparna, Taraju Garut, daerah Majalaya, Cianjur,
Sukabumi dan Bogor.
PERGERAKAN JALUR TENGAH DAN SELATAN
Pergerakan hijrah pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah ke Jawa Barat
yang meliputi kekuatan 3 Brigade dan 14 Batalyon bersama keluarga selama 11
bulan, dapat diuraikan berikut routenya sebagai berikut :
1. Rute Brigade XII (Letkol Kusno Utomo) berikut
Batalyon-batalyon
a. Rute Brigade XII (Letkol Kusno
Utomo) + 405 Km (Mendut s/d Parigi).
b. Rute Batalyon (Mayor R.A.
Kosasih) + 450 Km (Magelang s/d Bogor).
- Diperbatasan
Magelang terjadi pertempuran melawan Belanda.
- Pemboman oleh
pesawat terbang Belanda di Salem.
- Penjebakan yang
gagal oleh DI-TII di Bantarujeg/Lemah Putih.
-
Pengintaian/pertempuran melawan Belanda di Cileunyi.
-
Pengintaian/pertempuran melawan Belanda di Banjaran.
c. Rute Batalyon II/ Kalahitam
(Mayor Kemal Idris) + 420 Km (Yogya s/d Cianjur).
- Pemboman oleh
pesawat terbang Belanda di Bantar Kawung.
- Pemboman oleh
pesawat terbang Belanda di sekitar Gunung Ciremai.
- Penjebakan yang
gagal oleh DI-TII di Lemahputih
-
Pengintaian/pertempuran melawan Belanda di Leles/Cicalengka.
-
Pengintaian/pertempuran melawan Belanda di Ciwidey.
d. Rute Batalyon (Mayor Achmad
Wiranatakusumah) + 465 Km.(Solo s/d Malabar).
- Sebagai Pasukan
Pengawal Staf Divisi Siliwangi.
- Solo – Prambanan
= Jalan kaki
- Prambanan –
Bandung = Jalan kaki.
- Pertempuran
melawan Belanda
- Tiba di
Tasikmalaya menuju basis Gunung Puntang.
e. Rute Batalyon IV (Mayor Daeng) + 375
Km (Yogya s/d Bandung).
- Pertempuran
melawan Belanda di Wonosobo
- Pertempuran
melawan Belanda di Kawali.
Rute Brigade XII - Letkol Kusno Utomo |
2. Rute
Long March Siliwangi Brigade XIII (Letkol Sadikin)
Berikut Batalyon-batalyonnya :
a. Rute Brigade XIII Siliwangi (Letkol Sadikin) + 285 Km Wonosobo s/d
Surian
Sumedang.
b. Rute Batalyon Tajimalela (Mayor Lukas K) + 540 Km (Widodaren s/d
Cikampek).
Setelah gagal dalam Operasi Penyerangan Sungai di Jembatan
Kebasen
Rawalo kembali mengambil rute lewat Gunung Slamet menuju Jawa Barat.
- Pertempuran melawan
Belanda di Gunung Slamet.
- Konsolidasi Batalyon
sebelum Operasi Penyebrangan.
- Posko Batalyon di Ciseuti.
c. Rute Batalyon
II/Tarumanegara (Mayor Abdurrahman) + 285 Km (Wonosobo s/d Sumedang).
- Pertempuran Si 1 / Ki 1
dari Kr. Kobar, Ki 2 didesa Kedawung, Ki 4 di Cinusa dan Si 1 di Cinusa.
- Serangan udara Belanda di
Kaligus Gunung Slamet.
- Kanonade sebelum
Bantarkawung.
Menyerang Pos Belanda di Lemah Putih yang berkekuatan 1 Kompi lengkap dan diperkuat beberapa brencarrier. Belanda terdesak mundur dan menderita korban mati dan luka.
Menyerang Pos Belanda di Lemah Putih yang berkekuatan 1 Kompi lengkap dan diperkuat beberapa brencarrier. Belanda terdesak mundur dan menderita korban mati dan luka.
- Posko
Batalyon di Finish Babakan Pari Sumedang.
d. Rute Batalyon 301 /
Prabu Kiansantang. + 360 Km (Banjarnegara / Purwakarta)
3.
Rute Long March Siliwangi Brigade XIV (Letkol Syamsu) berikut Batalyon- batalyonnya.
a. Rute Brigade XIV
Siliwangi (Letkol Syamsu) +/- 315 Km (Magelang s/d Ciparay Kab. Bandung).
b. Rute Batalyon Nasuhi
(Mayor Nasuhi) +/- 300 Km (Magelang s/d Malangbong Garut).
- Di bombardir di Wonosobo (17 anggota hilang).
- Pertempuran melawan
Belanda di Cijolang beberapa anggota gugur/lika-luka, di Rancah (1 regu gugur),
Ki A melawan Belanda di Teluk Jambe, di Sukamatri Panjalu Ciamis (Kapten Musad
Idris dan Letnan Neman / pembawa Panji Siliwangi gugur).
c. Rute Batalyon 2 (Mayor Sudarman) + 195 Km (Magelang s/d
Banjar Ciamis
Pertempuran melawan
Belanda.
d. Rute Batalyon 3 /
Garuda Hitam (Mayor Rivai) + 315 Km (Magelang s/d Majalaya Kab. Bandung ).
Pertempuran melawan Belanda.
PERGERAKAN JALUR UTARA
Perlu juga diketahui, Batalyon
Rukman adalah perintis Long March Divisi Siliwangi, serta satu-satunya Batalyon
yang sebelum Aksi Kedua berhasil menyusup ke daerah pendudukan (Jawa Barat
bagian Utara), menerobos garis demarkasi yang dijaga ketat oleh Divisi Tentara
Belanda Pasukan Batalyon Rukman ini berhasil menduduki daerah yang luas di
Keresidenan Cirebon, menyatu dengan Rakyat dan menjadi beach-head pada waktu
terjadi peristiwa Long March.
Daerah kekuasaan Batalyon
Rukman dijadikan tempat kedudukan Gubernur Jawa Barat yang dijabat oleh Ir.
Ukar Bratakusumah, serta markas Kolonel Abimanyu (Komandan Divisi Siliwangi
yang diangkat oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman).
Batalyon Rukman berkembang
menjadi tiga Batalyon, yaitu Batalyon Mustopa berkedudukan di Kuningan,
Batalyon Machmud Paksya berkedudukan di Cirebon (termasuk didalam kota) dan
Batalyon Sentot, berkedudukan di Indramayu. Ketiga Batalyon inilah yang menjadi
Brigade A, dengan Komandan Brigade Letnan Kolonel Rukman.
sumber :
http://pertempurandijawabarat.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar