Lambang Andjing NICA yang dipasang pada lengan sebelah kanan ini dirancang oleh ECE Amade SLD, KNIL Batalyon Infantri V ini dibentuk oleh Kapten JC Pasqua dibekas gedung KMA di Cimahi Bandung yang merupakan mantan para tahanan tentara Jepang di Cimahi pada 02 November 1945.
Kompi dari Brigade Infantri V mengenakan Cie yang berwarna berbeda untuk menunjukan asal mereka yaitu :
- Cie berwarna Hijau : Eropa
- Cie berwarna Merah : Ambon
- Cie berwarna Biru : Campuran
- Cie berwarna Hitam : Timor
Diterjunkan ke wilayah operasi militer :
- T.T.C Jawa Barat,
- T.T.C Jawa Tengah
Ditugaskan ke Brigade :
- Brigade W
- Brigade T
Operasi militer yang pernah dilaksanakan Batalyon Infantri V meliputi daerah :
- Bandung
- Cimahi
- Gombong
- Sumpiah
- Magelang
- Temanggung
Komandan Batalyon Infantri V antara lain :
- Kapten J. C. Pasqua 02 Desember 1945/12/02 s/d 21 Januari 1946
- Mayor Wilier 21 Januari 1946 s/d 02 Desemer 1946
- Mayor J.A. Scheffelaar 02 Desember 1946 s/d 05 Mei 1947
- Mayor A. van Zanten 05 Mei 1947 s/d 25 Juli 1949
- Mayor Loon 25 Juli 1949/07/25 s/d 13 Desember 13 Desember 1949
- A.E.J. Schlosmacher 13 Desember 1949
Jumlah pasukan yang tewas : 59 orang
Agresi Militer Belanda I
Tanggal 18 Desember 1945, menguasai dari seluruh sektor di luar utara dari Cimahi diwarisi dari tentara Inggris. Ada pada saat itu pertempuran waktu yang berat.
Tanggal 15 April 1946, batalyon itu termasuk dalam Brigade V dan pindah ke Bandung Selatan. Malam sebelum aksi polisi pertama menarik cie. melalui Palin Tang ke Tandjoengsari jalan ke Cirebon membuka.
Tentara Belanda memasuki Bandung |
Tanggal 21 Juli 1947, menarik Brigade V disertai batalyon melalui Sumedang ke Cirebon.
Tanggal 29 Juli 1947, adalah munculnya Brigade V lanjut dan dalam perjalanan berani melintasi Slamat pegunungan di selatan. Setelah pendudukan Poerbalingga, Poerwokerto dan jembatan di atas Serajoe.
Tanggal 3 Agustus 1947, dan terus ke arah Kroya Soempiah dan dorong sebelum gencatan senjata dengan pergi Gombong. Setelah tindakan, batalion itu ditempatkan di Gombong dengan posting ao Soempiah dan Poering.
Akhir tahun 1947 melakukan bagian dari batalion tindakan di pantai selatan di arah Pangadaran Parigi. Tindakan lain yang besar, untuk Karanganjar, di mana sejumlah besar bahan peledak yang disimpan juga terjadi pada waktu itu.
Awal tahun 1948 batalyon itu dilengkapi oleh tentara dari Inf I terkait dengan demobilisasi dan cuti penyembuhan. Akhir tahun 1948, gejolak lagi.
Agresi Militer Belanda 2
Tanggal 19 Desember 1948, batalyon ditugaskan ke Brigade W. Ditugaskan untuk melatih dan wegcolonne adalah awal dari Gombong melalui Kebumen digunakan untuk Purworejo.
Jembatan jalan di Karanganjar sudah dihancurkan oleh TNI dan menyebabkan penundaan. Kereta sudah berada di Statsiun Kebumen. Setelah dilakukan restorasi jembatan terus maju dalam wegspits untuk Prembun dan menabrak perintah melalui Purworejo, di mana konvoi kereta api di malam 20 Desember 1948 tiba. Jembatan menuju Magelang untuk Salaman dikuasai.
Tanggal 21 Desember 1948, Magelang diduduki. Setelah melakukan aksi militer batalion berkemah untuk kemudian menyertakan Salaman, Purworejo, Temanggung dan Parakan.
Tanggal 22 Maret 1949, batalyon memperkuat Brigade Infantri IV. Di luar daerah setempat adalah batalyon aktif ao, Solo, Semarang, dan kemudian evakuasi Yogjakarta sebagai rute Evakuasi Command (CoCer).
Antara bulan Oktober dan Desember 1949 batalion mundur secara bertahap dari daerah sekitar Magelang 13 dan 17 Desember 1949 dipindahkan ke Kalimantan Timur.
sumber :
CIC Leger Musium
Het Depot
Het Depot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar